Mau belajar bisnis online??Klik aja link di bawah ini!!

Jumat, 21 Januari 2011

Keterampilan Pokok Pekerja Pemberdayaan Komunitas


Bagian ini membahas keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan oleh se-orang pekerja pengembangan komunitas agar mampu memainkan peran-peran yang telah dibahas sebelumnya.  Berbagai keterampilan yang akan dibahas di sini dapat menjadi modal dasar bagi para pekerja pengembangan komunitas agar mampu memainkan satu atau dua peran yang telah dibahas.


A.      Masalah Dengan ‘Buku Pintar’, ‘Resep’ dan/atau ‘Petunjuk Teknis

Tidak pernah ada jalan pintas untuk mempelajari dan meningkatkan ke-terampilan dalam pengembangan komunitas.  Berbagai buku, manual, petunjuk teknis yang ‘mengajarkan’ kepada para pekerja pengembangan komunitas bagaimana cara melakukan tugasnya dengan pendekatan “buku pintar memasak” (cook book) telah diterbitkan.  Buku-buku ini memberi urutan instruksi bagaimana melakukan pekerjaan pengembangan komunitas, bagaimana melakukan kajian kebutuhan (need assement), bagaimana memimpin rapat dan sebagainya.  Buku seperti itu tentu saja berguna sebagai sumber gagasan dan pandangan, tetapi seseorang tidak dapat terampil dalam pengembangan komunitas hanya dengan belajar dari buku.  Alasan paling prinsip adalah :

Peran-Peran Pokok Pengembangan Komunitas


Memperhatikan definisi dasar dan prinsip-prinsip pengembangan komunitas sebagaimana telah dibahas pada materi Pengertian Dasar Pengembangan Komunitas (Community Development) dan Prinsip-prinsip Pengembangan Komunitas, orang segera akan membayangkan bahwa pekerjaan ini pastilah hanya dapat dilakukan oleh para profesional, spesialis atau setidaknya oleh tenaga kerja yang dibayar.  Tentu saja pekerjaan pengembangan komunitas dapat dilakukan oleh personel seperti yang baru disebutkan, tetapi keterampilan yang umumnya sangat menentukan keberhasilan pengembangan komunitas bukanlah ‘keterampilan’ yang lumrah seperti yang ada dalam persepsi umum.

Pengertian Dasar Pemberdayaan Masyarakat


A.      Persoalan Dengan Jargon-jargon

Pemberdayaan, setelah runtuhnya Pemerintahan Orde Baru dan bergulirnya proses reformasi telah menjadi satu istilah yang semakin sering diucapkan orang.  Satu kata yang sebelumnya hanya digunakan di kalangan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), belakangan ini semakin banyak diucapkan oleh kalangan aparat pemerintahan dan bahkan oleh masyarakat awam.  Tidak jelas apakah istilah ini diucapkan dengan pemahaman cukup atau sekedar karena ‘latah’.  Pemberdayaan yang semula ‘kata yang haram diucapkan oleh aparatur pemerintah dan dituliskan dalam dokumen resmi negara’, kini semakin umum ditemukan di berbagai dokumen resmi pemerintah.  Di dalam Tap MPR RI Nomor X/MPR/1998 istilah ini mulai ditemukan dan lebih banyak lagi di dalam Ketetapan MPR RI hasil SU MPR Tahun 1999.  Jika benar bahwa istilah ini ditulis dan diucapkan tanpa pemahaman akan makna yang sesungguhnya, maka jadilah pemberdayaan sekedar ‘jargon’.  Diucapkan beratus kali sehari tanpa arti dan bahkan tanpa maksud.

Dana Satu Persen, Berkah atau Bencana?


Alokasi Dana Itu Tidak dalam Bentuk Uang Tunai

Dana kompensasi sebesar 1 persen yang dikucurkan PT. Freeport Indonesia ibarat pisau bermata ganda. Di satu sisi, dinilai amat bermanfaat bagi pengembangan masyarakat adat yang terkena dampak penambangan. Di sisi lain, justru melahirkan konflik baru di masyarakat.
Oleh SUBHAN SD
---------------